Selasa, 08 Januari 2013

PENTINGNYA SARAPAN

pentingnya sarapan





 Banyak anggapan yang salah pada masyarakat tentang sarapan. Minum teh atau kopi sudah dianggap sarapan. Makan sepotong kue dianggap sarapan. Padahal semua itu salah.
Masalah sarapan tidak hanya itu, anak sekolah sampai dewasa yang bekerja yang tidak sarapan pun dianggap masalah. Prevalensi anak dan remaja tidak sarapan 16,9 persen - 59 persen, pada dewasa 31,2 persen, serta 4,6 persen anak sekolah sarapan dengan kualitas rendah. Padahal, di sisi lain, banyak manfaat di balik sarapan.
"Sarapan bisa meningkatkan stamina fisik, psikis, emosional, dan disiplin. Orang Indonesia kan biasa bangun pagi, lalu beribadah, setelah itu bisa sarapan. Kalau dilakukan setiap hari dapat membentuk disiplin anak, sekali-kali telat tidak apa-apa, misalnya pukul 09.00, beli makanan yang dibungkus dan higienis," ujar Prof. Dr. Hardinsyah, MS, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), Selasa (8/1/2013), di Jakarta.
Pada anak-anak, mereka membutuhkan sekitar 1800 kalori, sarapan pagi membutuhkan 500 - 600 kalori atau setara dengan seporsi nasi (ukuran anak-anak), telur, sayur (salad, tomat, selada, dan lainnya), dengan buah (jeruk, pisang, apel, dan lain-lain), dan air (susu, air mineral, jus).
"Kalau sarapan cuma susu ya kurang. Karena sebutir telur belum mencukupi karbohidrat, vitamin, dan lemak," lanjut Ketua Umum Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan) ini.
Konsumsi nasi dan lauk dapat diganti kentang, singkong, atau roti gandum dengan isian sayur dan daging, keju, atau coklat, serta segelas susu.
"Kebutuhan minum anak-anak harus dipenuho, minimal enam gelas perhari, bisa diminum satu gelas setelah bangun tidur, segelas setelah sarapan, dua gelas ketika di sekolah, dua gelas ketika di rumah."
Mengapa sarapan itu penting? Sarapan meningkatkan stamina, kemampuan daya ingat yang lebih baik, konsentrasi belajar, kenyamanan kerja, dan belajar.
Sarapan mencegah BAB, hipoglikemia, pusing, kerakusan ketika makan siang, mengontrol berat badan, kegemukan, serta gangguan stamina. Sarapan membuat anak mampu membaca, berhitung, serta bahasa dan logika lebih baik.
Dengan sarapan, seseorang jarang sakit (kepala, telinga, dan pencernaan).Sarapan menanamkan perilaki dan budaya makan sehat yang masuk dalam pilar gizi seimbang.
"Ketika anak tidak sarapan pagi, siangnya akan lapar, lalu ketika makan siang akan makan berlebihan, termasuk banyak ngemil, dan ini mengakibatkan makan makanan tidak sehat, sehingga anak menjadi kegemukan dan memungkinkan asupan jajanan yang tidak aman," tutupnya.

sumber : tribun news

Tidak ada komentar:

Posting Komentar